Monday, December 3, 2007

Perbedaan ras menghantui Malaysia

Perbedaan ras menghantui Malaysia

Robin Brant
BBC News, Malaysia



Demonstrasi Malaysia
Demonstrasi etnis India mengkhawatirkan pemerintah Malaysia
Perdana Menteri Malaysia meminta pemerintahnya untuk melihat penerimaan pegawai negeri non melayu setelah terjadi unjuk rasa ribuan warga keturunan India.

Partai politik berbasis masa keturunan India membuat pos penampung keluhan untuk memberi saluran keluhan bagi pengunjuk rasa yang turun kejalan di Kuala Lumpur akhir pekan lalu.

Tetapi langkah itu dikritik sebagai mengambil kesempatan dalam kesempitan. Puluhan orang ditahan dan dikenai dakwaan menghadiri pawai unjuk rasa yang melanggar hukum.

Paling tidak 10 ribu orang berkumpul di pusat ibukota Kuala Lumpur minggu lalu untuk memprotes perlakuan yang tidak adil yang harus mereka terima.

Polisi menggunakan gas air mata dan semprotan air untuk membubarkan demonstrasi.

Besarnya dukungan terhadap demonstrasi ini belum pernah terjadi sebelumnya, disamping banyaknya orang yang ikut, hal yang menjadi dikhawatirkan oleh pemerintah Malaysia adalah perbedaan etnis yang diangkat oleh demonstrasi ini.

Malaysia modern dibangun oleh keberadaan tiga kelompok etnis secara berdampingan yaitu Melayu, Cina dan India.

Para demonstran ini adalah etnis India yang merupakan 8 persen dari populasi masyakarat Malaysia, jauh dibawah mayoritas etnis Melayu yang jumlahnya 60 persen dari penduduk Malaysia.

Negara Malaysi menerapkan sistem kuota untuk memastikan etnis Melayu diutamakan jika sedang mencari pekerjaan dan ketika ingin mendirikan perusahaan bisnis.

Etnis India di Malaysia mengatakan itu artinya mereka dirugikan.

Kekhawatiran itu jadi kenyataan

P Uthaya Kumar adalah seorang pengacara yang turut membidani Kekuatan Aksi Hak-hak Hindu atau Hindraf, kelompok yang mengorganisir unjuk rasa pekan lalu.

Bersama dua orang rekannya, dia ditangkap dan didakwa melakukan penghasutan sebelum demonstrasi berlangsung, tetapi kemudian dibebaskan tanpa didakwa.

Dia mengatakan diskriminasi adalah sesuatu yang dikhawatirkan oleh warga Malaysia etnis India.

"Dalam naskah kemerdekaan Malaysia disebutkan bahwa semua masyarakat diperlakukan sama, dan ada kekhawatiran yang besar di kalangan masyarakat India 51 tahun lalu, sebelum kami merdeka," kata dia.


Tiga tokoh Hindraf
Tiga tokoh Hindraf yang ditangkap pemerintah Malaysia sebelum demonstrasi ribuan warga Malaysia keturunan India

Sekarang 50 tahun kemudian, sementara Malaysia berusaha memasuki satu era pembangunan yang baru, Uthaya Kumar mengatakan kekhawatiran-kekhawatiran itu menjadi satu kenyataan.

"Bahkan ada diantara kami yang mengatakan nasib mereka akan ada ditangan belas kasihan mayoritas Muslim Melayu. Itulah yang terjadi di Malaysia saat ini."

Kekhawatiran semakin besar

Dua juga etnis India di Malaysia mayoritas beragama Hindu dan para pegiat Hindraf mengatakan mereka juga mengalami diskriminasi agama.

Kuil-kuil Hindu dihancurkan untuk membangun gedung-gedung baru tanpa berkonsultasi secara benar dengan masyarakat Hindu, demikian klaim Hindraf.

Semua ini di mata banyak pemerintahan akan menjadi alasan yang kuat untuk mengeluh, tetapi di Malaysia, protes-protes tidak bisa diterima.

Perdana Menteri Abdullah Badawi memperingatkan rakyatnya bahwa tindakan turun ke jalan bukan 'cara yang pantas' di Malaysia.

Perdana Menteri Abdullah Badawi mengancam akan menggunakan peraturan keras untuk menindak pengunjuk rasa.


Anak-anak Malaysia
Demonstrasi yang berakar pada perbedaan ras mengkhawatirkan PM Badawi

Bahkan beberapa tokoh di masyarakat India tidak setuju dengan cara-cara Hindraf. Mereka adalah yang bekerja di pemerintahan.

Kongres India Malaysia (MIC) adalah seorang anggota pendiri pemerintahan koalisi yaitu fron Barisan Nasional yang memerintah Malaysia sejak kemerdekaannya 50 tahun lalu.

Sekretaris Jenderal MIC, Dr S Subramaniam mengatakan protes di jalanan ' adalah satu budaya yang sangat asing di negeri ini".

"Rakyat Malaysia khawatir karena ada eleme multi-rasial di negara ini...itu bisa berkembang menjadi sesuatu yang tidak bisa dikontrol."

Kekhawatiran mengenai ketegangan ras meningkat bukan hanya karena apa yang mungkin terjadi, tetapi karena apa yang sudah terjadi.

Ratusan orang tewas dalam kerusuhan rasial di Malaysia tahun 1969, ketika negara ini belum sampai berumur 10 tahun.

Pemerintah melihat setiap upaya mencontoh kerusuhan seperti itu adalah ancaman terhadap negara Malaysia.

Transisi sosial

Tetapi adalah juga elemen politik yang sedang berlangsung yang mewarnai protes-protes ini.

Pemilihan umum akan segera berlangsung, mungkin di tahun baru nanti, dan kartu ras atau etnis sangat penting untuk bisa menang, walaupun anda jarang sekali mendengar itu diucapkan.

Dalam pertemuan tahunan UMNO baru-baru ini, partai utama rakyat Melayu dan partai utama dalam pemerintahan koalisi, para politisi memperingatkan rakyat agar tidak mempertanyakan hak-hak etnis Melayu, yang menjadi landasan Malaysia modern.

Uthayakumar dari Hindraf mengatakan demonstrasi-demonstrasi itu akan tetap berlangsung jika perdana menteri tidak memulai satu dialog dengan organisasinya.

Demonstrasi-demonstrasi lanjutan sudah direncanakan akan digelar di seluruh Malaysia dalam minggu-minggu mendatang, sebagai bagian dari kampanye terpisah untuk tujuan yang berbeda.

Tetapi jelas bahwa beberapa kalangan di Malaysia sekarang terjangkiti semangat berdemonstrasi.

Yang menjadi perbedaan penting dengan protes akhir pekan lalu adalah, protes minggu lalu berakar pada perbedaan ras.

Itulah sebabnya kenapa pemerintah Malaysia menjadi khawatir.

Media Indonesia Dongeng Panggung Kehidupan Jakarta

No comments: