Tuesday, December 11, 2007

'Akrobat Udara' Hadapi Macet Jakarta

'Akrobat Udara' Hadapi Macet Jakarta

Polda Metro Jaya menyiapkan 100 petugas dengan empat helikopter.

JAKARTA -- Kemacetan lalu lintas di Jakarta kian hari tambah parah. Korps Polisi Lalu Lintas (Polantas) pun sering tak bisa berkutik dan sulit mencapai titik strategis untuk mengurai jalanan yang mampet oleh kendaraan di ruas-ruas jalan protokol hingga jalanan tikus di kawasan Ibu Kota.

Untuk menerobos 'kebekuan' lalu lintas itu, Polda Metro Jaya melirik jalur udara. Sebanyak 100 petugas khusus dan terlatih, akan meluncur dari helikopter untuk mencairkan kemacetan tersebut. Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Raziman Tarigan, mengatakan, petugas yang dibawa heli baru akan diterjunkan bila kemacetan sudah dikategorikan sangat parah dan kendaraan sudah tak bisa bergerak atau macet total. ''Ya, kalau sudah jam alias tidak bisa bergerak, mereka kita terjunkan dari helikopter,'' ujar Raziman, Selasa (11/12), kepada wartawan.

Paling sedikit dua petugas akan 'berakrobat' keluar dari heli dengan tali untuk mengurai kondisi kemacetan tersebut. Metode ini, menurut Raziman, mulai diterapkan tujuh hari sebelum Idul Adha yang jatuh pada 20 Desember mendatang. Raziman menjelaskan, salah satu contoh kondisi kemacetan yang dianggap parah terjadi Jumat akhir pekan lalu. Siang itu hujan selama dua jam mengakibatkan jalan protokol macet hebat. Kendaraan sulit bergerak maju. Pasalnya, sejumlah titik di jalan protokol tergenang air hingga 40 centimeter.

''Jadi kalau di Bundaran HI kendaraan yang mau melaju sudah dari arah sana-sini dan kendaraan tidak maju juga, maka petugas tinggal diterjunkan dari helikopter dan mengatasi lalu lintas,'' tutur Raziman. Gangguan lalu lintas yang bakal diatasi dengan metode ini tidak sekadar di jalan raya. ''Kalau misalnya jalan Tol Jakarta-Cikampek macet, petugas dari atas helikopter bisa dimanfaatkan,'' imbuh Raziman. Bahkan, kemacetan di Jalur Pantura Pulau Jawa direncanakan diatasi dengan meluncurkan petugas dari heli.

Antisipasi banjir
Menurut perwira tinggi kepolisian yang sedang mengajukan diri menjadi wakil gubernur Sumatera Utara itu, kemacetan Jakarta yang semakin parah membutuhkan upaya terobosan untuk mengatasinya. Sebanyak 100 petugas yang tergabung dalam satu satuan setingkat kompi (SSK) itu sudah mulai berlatih meluncur dari atas heli sejak sepekan lalu.

Petugas yang dilatih tidak cuma anggota Direktorat Lalu Lintas, tapi termasuk dari Sabhara dan Brimob. Sementara Polda Metro Jaya memiliki empat heli yang dapat digunakan satuan khusus ini. Terobosan ini, kata Raziman, dipilih karena tidak ada kendala bagi heli untuk lalu lalang di udara Jakarta. Pada praktiknya heli dijaga ketinggiannya minimal 30 meter sebelum menerjunkan petugas. Polisi yang meluncur dengan tali minimal terdiri dari dua orang.

Banjir yang menjadi problem sehari-hari di musim hujan bagi warga Jakarta, termasuk yang akan diatasi dengan metode ini. Apabila air sudah terlampau tinggi hingga kendaraan di jalan darat tidak dapat menjangkau, maka petugas berhelikopter diterjunkan untuk menolong warga korban banjir.

Operasi Jala Jaya
Sementara Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menyatakan, Operasi Jala Jaya 2007 yang berjalan selama sebulan penuh dinilai berhasil dalam mengatasi kemacetan. Meskipun diakuinya, program tersebut sifatnya hanya sporadis dan bukan merupakan pola penanganan kemacetan secara makro dan menyeluruh.

''Sejauh ini Operasi Jala Jaya saya nilai efektif. Setidaknya kemacetan dapat diurai sedikit dengan adanya petugas polantas di lapangan,'' tandas Fauzi, usai bertemu Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh, di Kantor Bupati Cianjur, Jawa Barat, kemarin. Operasi ini dimulai sejak 12 November lalu, dan Rabu hari ini persis memasuki satu bulan. Namun ketika ditanyakan apakah program tersebut akan dilanjutkan, Fauzi tidak memberikan jawaban. Alasannya, kendali ada di Kepala Polda Metro Jaya.

Operasi ini muncul ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Gubernur DKI mencari solusi penanganan kemacetan di Jakarta yang semakin parah dan semerawut, khususnya sejak ada pembangunan Koridor VIII, IX dan X Busway. Pemprov kemudian merespon dan berkoordinasi dengan Kapolda Metro Jaya untuk mencari solusi jangka pendek penanganan kemacetan hingga proyek tiga koridor tersebut selesai dikerjakan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Wishnu Subayo Yusuf, menegaskan, proyek tiga koridor itu tuntas 15 Desember nanti.

Operasi Jala Jaya melibatkan 5.000 personil polisi lalu lintas yang diterjunkan di sejumlah titik-titik rawan macet. Khususnya di ruas jalan bus TransJakarta yang belum jadi, bisa dilalui kendaraan umum melalui jalan landai naik turun. Program tersebut dievaluasi setiap pekan sekali, namun hingga kemarin belum ada laporan resmi dari pihak Direktorat Lalu Lintas polda Metro Jaya mengenai keefektifan operasi dan bagaimana kelanjutan operasi ini. ind/zak
Media Indonesia Dongeng Panggung Kehidupan Jakarta

No comments: