Monday, September 24, 2007

RSUD Garut di Ambang Kebangkrutan

RSUD Garut di Ambang Kebangkrutan

Kalim yang diajukan RS kepada PT Askeskin besarnya Rp 14,1 miliar.

GARUT --Nasib sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah Priangan Timur, saat ini memang sedang di ujung tanduk. Setelah RSUD Ciamis, kini fakta baru mengungkapkan bahwa RSUD dr Slamet di Kab Garut sedang sekarat.

Selain dua RS milik pemerintah itu, saat ini dugaan serupa juga terjadi pada dua RS milik pemerintah lainnya yang ada di Kota/Kab Tasikmalaya dan Kota Banjar. Permasalahan itu muncul karena PT Asuransi Kesehatan warga Miskin (Askeskin) belum juga membayarkan dana klaim untuk sejumlah kebutuhan.

Hal itu juga yang terjadi di RSUD dr Slamet. Menurut Kepala Badan Pengelola (BP) RSUD dr Slamet, dr Widjajanto Utojo, klaim yang sudah diajukan RSUD kepada PT Askeskin besarnya mencapai Rp 14,1 miliar. ''Jumlah tersebut berasal dari operasional selama Januari hingga Agustus kemarin,'' ujar dia akhir pekan lalu.

Dari jumlah klaim yang diajukan itu, Widi mengatakan, PT Askeskin hanya menyetujui pembayaran sebesar Rp 12,3 miliar. Jumlah tersebut, kata dia, tidak dipersoalkan meskipun tak sesuai target. ''Yang penting kita dibayarkan klaim kesehatannya. Jangan sampai RS mengalami kebangkrutan,'' ujar dia.

Meskipun Widi sudah mengungkapkan bahwa kondisi RS saat ini di ambang kebangkrutan, namun dirinya tetap berusaha melayani pasien yang berasal dari keluarga miskin (Gakin).''Kami memang akan menghentikan layanan gakin jika kondisi ini tidak bisa diatasi. Bisa saja itu dilakukan pada hari-hari mendatang,'' imbuh dia.

Dari jumlah klaim yang sudah disepakati akan dibayarkan PT Askeskin itu, Widi mengatakan, RS baru menerima dana sebesar Rp 1,8 miliar. Jumlah itu, sambung dia, jelas jauh dari kecukupan. ''Kami akan kirimkan surat ke Depkes tentang kondisi ini. Karena efeknya mengganggu layanan gakin,'' ujar dia.

Menanggapi hal itu, Kepala Cabang Tasikmalaya PT Askeskin, Ina Gandaliana, mengaku tidak bisa berbuat banyak. Hal itu, kata dia, karena dana untuk kebutuhan klaim tersebut saat ini memang belum turun penuh. ''Kami bahkan baru menerimanya pada Juli ini,'' kata dia.

Karena itu, Ina mengungkapkan, untuk sementara RS harus bisa memahami dan mencoba mencari cara untuk tetap memertahankan kualitas pelayanan kepada pasien gakin. Termasuk, sambung dia, pemkab juga harus memerhatikan masalah ini.

Sementara iutu, Plh Dirut RSUD Kab Karawang, dr Deddy V Letto, meminta Menkes, Siti Fadilah Supari, jangan hanya melakukan tebar pesona kepada seluruh RSUD di Indonesia saja. Pasalnya, hingga kini dana operasional bagi RSUD dari PT Askes belum juga dibayarkan.

Padahal, kata Deddy, menkes sering berjanji akan memberikan dana bagi RSUD secepatnya. Sedangkan kondisi RSUD Karawang khususnya, dan RSUD lainnya umumnya kini sudah mulai sekarat. ''Menkes berjanji akan membayarkan seluruh tagihan RSUD pada awal September sekarang. Nyatanya, hingga kini belum ada tanda-tanda akan dibayar sedikit pun,''kata dia, kepada Republika, Jumat (21/9).

Deddy menuturkan, janji menkes itu terucap pada acara bertema 'Harmonisasi dengan PT Askes' yang berlangsung di Manggala Wana Bhakti, Jakarta Selasa-Rabu (4-5/9) lalu. Acara itu, lanjut dia, dihadiri seluruh Kepala Daerah di Indonesia, direktur Rumah Sakit pemerintah se-Indonesia dan komite medik.

Pada acara itu, sambung Deddy, menkes berjanji akan mengucurkan dana bagi RSUD sekitar Rp 500 miliar yang belum dibayarkan PT Askes paling lambat 14 hari setelah pertemuan.

Deddy menegaskan, jika memang menkes tidak akan memberikan dana buat RSUD, sebaiknya mereka juga harus mengevaluasi berlakunya Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) bagi pasien keluarga miskin (gakin). Pasalnya, kata dia, dengan masih berlakunya SKTM dirasakan sangat memberatkan pihak RSUD, karena semakin membengkaknya biaya operasional.

Sedangkan saat ini, lanjut Deddy, kondisi RSUD Karawang semakin parah dengan sisa kas yang hanya sebesar Rp 30 juta. Padahal, biaya operasional RSUD per bulannya mencapai Rp 3,5 miliar, yang Rp 2,5 miliarnya adalah biaya operasional bagi peserta Askeskin.

Media Indonesia Dongeng Panggung Kehidupan Jakarta

No comments: