Sunday, September 9, 2007

Muslim AS Was-was Berzakat

Muslim AS Was-was Berzakat

Detroit, Michigan (ANTARA News) - Menjelang Ramadhan, banyak warga muslim di Amerika Serikat (AS) was-was untuk memenuhi kewajiban berzakat tanpa menimbulkan masalah maupun perhatian pihak federal.

Awal Ramadan bersamaan dengan peringatan serangan 11 September 2001. Peristiwa 9/11 itu banyak memicu penggerebekan anti-terorisme yang secara tidak adil diarahkan kepada muslim.

Enam badan amal muslim di Amerika Serikat telah ditutup setelah dituduh sebagai pengumpul dana untuk organisasi teroris. Beberapa badan amal lainnya diserbu atau ditutup.

"Ini secara tidak langsung membuat badan-badan amal Islam ditutup tanpa proses hukum. Ini juga membuat takut pendonor bahkan sebagian karyawan," kata Dawud Walid, direktur cabang Michigan dari Council on American-Islamic Relations.

"Ada pola yang sangat mencurigakan bahwa penyerbuan (aparat) dilakukan menjelang Ramadhan, saat muslim sedang berzakat," kata Shereef Akeel, kuasa hukum untuk dua badan amal yang diserbu.

Pada tahun 2004, Islamic American Relief Agency yang berkantor pusat di Missouri, ditutup hanya beberapa hari menjelang Ramadhan karena diduga punya kaitan dengan kelompok Hamas Palestina serta Al-Qaeda.

Badan itu pada Maret tahun ini dituduh memberi bantuan tanpa izin ke Irak ketika negara itu sedang mendapat sanksi dari AS.

Pada 2005, para agen federal mendatangi rumah-rumah kawasan Muslim yang terkenal di Detroit dan menanyai jika mereka berencana menyumbang untuk badan amal Life
for Relief and Development yang berpusat di Michigan ataupun badan lainnya.

Tahun 2006, lembaga itu diserbu dan semua stasiun televisi menyiarkan gambar para agen federal mengangkut komputer dan kotak-kotak dokumen.

Akeel mengatakan, adalah penting untuk memastikan dana derma tersebut tidak mengalir untuk kegiatan teroris, namun pemerintah federal tidak bisa atau tidak mau membeberkan bukti kuat dari tuduhan mereka, akibatnya timbul dampak yang tidak menguntungkan.

Banyak muslim berhenti beramal untuk program-program di luar negeri karena khawatir dananya akan dibekukan atau ditahan secara hukum. Belum lagi mereka harus bertanggungjawab karena dinilai sembrono membiayai terorisme.

Life for Relief and Development tetap beroperasi walaupun mereka diserbu pada 2006, kata direktur administrasi badan itu, Mohammad Alomari.

Namun, setelah penyerbuan itu, mereka harus ke pengadilan untuk mencegah bank menganggap mereka pencuci uang atau pengelola keuangan teroris.

Mereka tidak dituduh terkait terorisme karena selama ini secara seksama mematuhi semua peraturan dan memilih untuk tidak memberikan bantuan ke panti-panti yatim piatu di Lebanon, Gaza dan Tepi Barat.

"Masyarakat muslim takut. Mereka wajib memberikan zakat, namun bagaimana cara memberikannya? apakah hanya ke masjid? atau memberikannya kepada seorang teman yang lalu membawanya ke luar negeri? waktu untuk pemberian zakat semakin sempit," kata Alomari dari kantornya di pinggir kota Detroit.

"Sebelumnya banyak organisasi seperti kami. Kami bukan yang terbesar, tapi sekarang kami yang terbesar karena yang lain ditutup (oleh pemerintah federal)."(*)

No comments: