Sunday, August 19, 2007

Materazzi Ungkap Misteri Kartu Merah Zidane

ROMA(SINDO) – Misteri penandukan kapten timnas Prancis Zinedine Zidane terhadap bek Italia Marco Materazzi di final Piala Dunia 2006, akhirnya terungkap.

Dalam pengakuannya di majalah TV Sorrisi e Canzoni, Materazzi, 33,mengatakan bahwa dirinya telah menyebut saudari Zidane seorang pelacur. Insiden di Olimpiastadion, Berlin, 9 Juli 2006, itu menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah sepak bola.

Zidane merusak pesta perpisahannya dari sepak bola dengan menerima kartu merah setelah menanduk dada Materazzi. Bermain dengan 10 orang,Prancis akhirnya menyerah 3-5 lewat babak adu penalti. Setelah pertandingan, keduanya enggan mengungkapkan kejadian sebenarnya. Zidane menyebut ibu dan saudarinya telah diejek.

Sementara Materazzi membenarkan telah menghina mantan pemain Real Madrid tersebut, tanpa memerinci apa yang sebenarnya dia katakan. Sampai akhirnya,Materazzi mengambil inisiatif dengan mengaku ke TV Sorrisi e Canzoni.

”Saya hanya sebentar memegang seragamnya. Zidane kemudian berbalik ke arah saya.Dengan wajah sombong, dia mengatakan bahwa saya bisa memiliki kausnya setelah partai.Tentu saya membalasnya,” ungkap bek yang kerap dipanggil Matrix ini,seperti dikutip AFP,kemarin.

”Saya katakan kepadanya bahwa saya lebih memilih saudarinya yang pelacur daripada seragam itu,”lanjut punggawa Inter Milan tersebut. Penyataan Materazzi tak pelak menghilangkan kabut yang menutupi kejadian sebenarnya. Mantan pemain Perugia yang kini merumput untuk Inter Milan itu tidak mengungkap alasan yang membuatnya membuka diri.

Namun,dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Materazzi mengaku sudah dewasa dan berharap satu saat nanti bisa berdamai dengan Zizou––panggilan Zidane. ”Saya melewati batas di masa lalu. Kini saya sudah sadar.Karena itu saya minta maaf,” ujar Materazzi. Bek yang mengawali karier bersama Marsala itu memang tak diacuhkan Zidane.

Berkali-kali dia meminta kesempatan untuk bertemu dengan sosok yang bulan lalu mengunjungi Indonesia ini. Namun, permintaannya selalu ditolak. Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) bahkan sampai ikut turut tangan. Organisasi pimpinan Sepp Blatter itu sudah menyiapkan Pulau Robben di Afrika Selatan agar keduanya mau ”mengisap pipa perdamaian”. Namun, rencana tersebut sampai sekarang belum terwujud karena Zidane terus menutup diri.

Bayern Perkasa

Sementara itu, pada lanjutan laga Bundesliga Bayern Munich makin menegaskan status mereka sebagai favorit juara.Bayern mempermalukan Werder Bremen 4-0 di depan pendukungnya sendiri di Weserstadion, tadi malam. Gol kemenangan FC Hollywood –julukan Bayern– datang dari penalti Franck Ribery (‘31), Luca Toni (‘50), Hamit Altintop (‘79), dan Andreas Ottl (‘88).

Tambahan tiga angka pada laga ini membawa pasukan Ottmar Hitzfeld makin kokoh di puncak klasemen. Mengoleksi enam angka dari dua pertandingan, Bayern unggul dua angka dari pesaing terdekat,Schalke 04.Anak buah Mirko Slomka sukses menambah tiga poin dengan menghancurkan rival terbesar Borussia Dortmund 4-1 di Veltins-Arena.

Marcello Bordon, Christian Pander, Gerald Asamoah, serta Kevin Kuranyi masing-masing menyumbang gol untuk membawa Die Knappen– sebutan Schalke– membungkus poin penuh. Dortmund hanya bisa memperkecil kekalahan lewat NelsonValdez. Dari Liga Primer, Tottenham Hotspur berhasil bangkit setelah tumbang pada dua laga sebelumnya.

Bermain di White Hart Lane, pasukan Martin Jol menaklukkan klub promosi Derby County 4-0. Di Fratton Park, Bolton Wanderers makin terpuruk di dasar klasemen menyusul kekalahan 1-3 dari Portsmouth. The Trotters –julukan Bolton– kini tak pernah menang dari tiga pertandingan. Performa buruk tersebut makin menyudutkan posisi Arsitek Sammy Lee.

Rumah judi di Inggris menyebut namanya sebagai pelatih pertama yang akan dipecatpada musim ini. Namun, suksesor Sam Allardyce itu mengaku masih optimistis bisa membawa Kevin Nolan dkk bangkit. (harley ikhsan)

No comments: