Tuesday, August 21, 2007

Haru Biru Penculikan Raisyah

Haru Biru Penculikan Raisyah



Sudah hampir satu pekan Raisyah Ali (5 tahun) tidak pulang ke rumahnya. Gadis kecil murid TK Al Ikhsan, Jaktim, itu diculik empat lelaki tidak dikenal pada Rabu lalu (15/8) pukul 11.50 WIB. Kemarin, lepas Maghrib, keluarga Raisyah menggelar jumpa pers. Tujuannya cuma satu, yakni agar penculik Raisyah tergugah hatinya dan mengembalikan putri Ali Said ke pangkuan keluarganya.

''Kalau ada kesalahpahaman saya mohon maaf, meski ada ketersinggungan atau ketidakenakan saya minta anak saya tidak dijadikan korban,'' tutur Ali Said. Sejak penculikan Raisyah, pelaku penculikan baru satu kali menghubungi keluarga Ali. Isi teleponnya cuma mengatakan agar keluarga tersebut tidak melapor polisi kalau Raisyah mau selamat. Telepon tersebut ditujukan ke rumah Ali di Jalan Wira Dharma 3 Blok P8, Jaktim, pada pukul 13.03 WIB sekitar satu jam setelah Raisyah diambil. Sejak telepon Rabu itu hingga kini para penculik belum menghubunginya lagi.

Ali adalah seorang pengusaha di bidang batubara. Dia juga anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Meski sudah hampir satu pekan tidak mendengar kabar dari penculik maupun Raisyah, kemarin di hadapan wartawan Ali terlihat tegar. Matanya tidak terlihat berlinang saat memberi penjelasan kronologi kejadian yang menimpa putrinya itu. Kalimat yang meluncur dari mulutnya pun mantap. Ketika ditanya apakah Ali siap menghadapi kemungkinan terburuk, dia mengatakan semua sudah takdir Allah. Kata dia, di mana saja, kapan saja, manusia harus siap.

Ali meminta sang penculik segera memulangkan Raisyah. Dia menyerukan kepada siapa pun yang melihat, mendengar, atau mengetahui keberadaan Raisyah untuk segera melaporkan kepadanya. Dia mengaku sangat berharap agar Raisyah bisa segera kembali. Ibu Raisyah, Nizma Mukhsin Ali, mengungkapkan putrinya itu adalah anak yang riang. ''Dia senang menggambar,'' tutur dia. Nizma mengatakan putri pertamanya juga senang diusap-usap badannya sebelum tidur, serta mendengarkan bacaan pengantar tidur, layaknya anak kecil pada umumnya.

Kemarin, Nizma sempat menyampaikan pesan untuk Raisyah lewat media. ''Mama berdoa semoga Raisyah tabah dan kuat. Mama berdoa supaya Raisyah segera kembali,'' ujar dia berpesan. Sebelum kalimat selanjutnya terucap, Nizma tertunduk. Air matanya mulai menetes. Suaranya memelan. Hampir seluruh orang yang hadir dalam acara jumpa pers itu larut dalam keharuan bersama Nizma. Ketua Hipmi, Sandiaga Uno, yang mendampingi Ali pun terlihat ikut terharu.

Dalam tangisnya Nizma meminta Raisyah terus membaca ayat kursi. ''Raisyah kan hafal ayat-ayat Allah, baca terus, sabar Raisyah,'' tutur dia. Nizma juga ingin Raisyah tahu ayah dan ibunya tidak tinggal diam dan terus berusaha untuk mencari Raisyah. ''Saya berdoa agar pemegang Raisyah diberi hidayah, diluruskan hatinya supaya menjaga Raisyah dengan baik karena Raisyah tidak bersalah,'' ujar dia lagi.

Pembantu keluarga Ali Said, Linda (20 tahun), menuturkan, pada 12.00 WIB itu, ia menjemput Raisyah di sekolahnya yang terletak tepat di belakang rumah korban. Namun, karena jalan terdekat menuju rumah Ali Said ditutup portal, maka ia harus memutar. Linda menjemput Raisyah menggunakan sepeda motor bernomor polisi B 6336 KEH. Ketika sampai di pertigaan yang berjarak 100 meter dari kediaman korban, tiga orang laki-laki langsung menghadang laju motornya. Mereka datang dari arah yang berbeda.

Tiga pria dengan ciri-ciri hampir sama, yaitu tinggi dan kurus, mendesak Linda hingga ke arah pagar rumah di kawasan tersebut. Selanjutnya, salah satu dari ketiga orang tersebut membekap mulut dan mengarahkan pisau ke lehernya. ''Mereka mengancam agar saya tidak berteriak,'' ungkap Linda. Selanjutnya, Linda beserta motor yang ditumpanginya pun terjatuh.

Di saat bersamaan, dan dari arah berlawanan, datang mobil Suzuki APV berwarna hitam berjalan ke arahnya. ''Saya tidak melihat apakah yang mengendarai mobil laki-laki atau perempuan,'' ujar dia. Momen itulah yang dimanfaatkan ketiga pelaku untuk membawa murid TK Al Ikhsan tersebut. Ketiga pelaku langsung membawa Raisyah ke dalam mobil bernomol polisi B 8512. ''Saya tidak ingat huruf belakangnya,'' tambah Linda.

Melihat Raisyah dibawa orang tak dikenal, Linda pun berteriak. ''Raisyah pun berteriak sambil memanggil nama saya,'' ungkap Linda. Tidak jauh dari lokasi kejadian, datang seorang warga yang langsung berlari mengejar mobil tersebut. Di tengah pengejaran, Linda menambahkan, warga tersebut bertemu dengan kawannya yang membawa sepeda motor. Selanjutnya, kedua laki-laki inipun mengejar mobil tersebut. Namun, pengejaran mereka terhenti ketika mobil tersebut masuk jalan tol Cikampek.

Paman korban, Awod Said, mengatakan, keluarganya langsung mendapat telepon dari para penculik. ''Mereka mengatakan agar kami tidak lapor polisi,'' kata Awod. Namun, peringatan penculik ini sudah terlambat. Karena, menurut Awod, saat itu pihak keluarga sudah dalam proses pembuatan laporan kepada pihak kepolisian.

Ditanyakan mengenai dugaan persaingan bisnis terkait penculikan terhadap kemenankannya, Awod membantah. Menurut dia, ada banyak motif penculikan terhadap bocah perempuan berkulit kuning, rambut ikal, badan sekal dan tidak kurus, serta bertinggi badan 130 cm ini. Motif tersebut, kata Awod, di antaranya adalah perdagangan anak. Selain itu, penculikan tersebut diduga kuat karena adanya persaingan antara pembantu rumah tangga.

Pihak keluarga, kata Awod, menduga penculikan ini dilakukan oleh mantan pembantu keluarga tersebut. Indikasi ini terlihat dari pengetahuan para penculik mengenai tempat tinggal dan rutinitas anggota keluarga. Setahun yang lalu memang keluarga tersebut memecat seorang pembantu karena mencuri. Kasat Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Fadhil Imran, mengatakan polisi masih terus memburu pelakunya. ind/c52

No comments: