Wednesday, August 15, 2007

Amerika Akan Runtuh Seperti Romawi

Jika Tak Ubah Kebijakan, Kejayaan Negara AS Akan Berakhir

Rabu, 15 Agu 07 17:49 WIB
Kirim teman

David Walker, seorang anggota Kongres AS mengingatkan, jika AS tetap bersikap seperti sekarang, negara AS akan menghadapi nasib yang sama dengan kekaisaran Romawi, bahkan ia memprediksikan keruntuhan AS bisa jadi lebih cepat daripada keruntuhan kekaisaran Romawi yang baru terjadi setelah hampir 1. 000 tahun menjadi kekuatan yang paling digdaya.

Walker yang juga menjabat sebagai direktur Kantor Akuntabilitas Pemerintahan (GAO) dalam wawancara dengan Financial Times mengatakan, sebagai seorang yang melakukan kontrol, ia memiliki kemampuan untuk melihat dalam skala yang luas dan mengedepankan isu-isu yang bagi orang lain mungkin enggan untuk mengangkatnya ke permukaan, atau orang bersangkutan tidak dalam posisi membicarakan wacana ini.

"Saya hanya mencoba memberikan peringatan dan meminta agar pemerintah bangun dari tidurnya, " kata Walker pada Financial Times, edisi Selasa (14/8).

Walker mengungkapkan ada tiga hal yang menyebabkan jatuhnya Kekaisaran Romawi, dan tiga hal itu, saat ini sedang dilakukan AS.

"Romawi jatuh karena berbagai sebab, tapi ada tiga sebab yang penting diingat, " kata Walker dalam kesimpulan riset yang dilakukannya baru-baru ini.

Tiga sebab penting itu antara lain, menurunnya nilai-nilai moral dan politik di dalam negeri, terlalu percaya diri dan invasi militer yang berlebihan ke negara-negara lain dan tidak bertanggungjawabnya pemerintah pusat dalam masalah perpajakan.

Ia menyatakan, jika AS tetap mempertahakan kebijakan seperti itu, perjalanan imperialisme AS akan segera berakhir, bahkan bisa lebih cepat dari perjalanan imperialisme Romawi.

"Menurut pandangan saya, sudah saatnya AS belajar dari sejarah dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa AS adalah negara yang mampu melewati masa-masa penuh ujian, " tukas Walker.

Lebih lanjut Walker mengatakan, Amerika sedang menghadapi ujian serius bagi kemampuannya untuk bertahan. "Salah satu keprihatinan itu, kita adalah negara besar, tapi kita menghadapi tantangan yang besar pula, apakah kita mampu bertahan sebagai negara, dan nampaknya kita tidak terlalu serius menghadapi tantangan ini, " paparnya.

Walker mencontohkan bagaimana AS saat ini terlilit hutang, belum lagi persoalan layanan kesehatan bagi masyarakat, masalah pendidikan, energi, lingkungan, kebijakan luar negeri, imigrasi, infrastruktur, Irak dan masalah-masalah lainnya.

Walker menggarisbawahi bahwa AS membutuhkan investasi milyaran dollar untuk memperbaiki infrastruktur, seperti bandara dan jalan-jalan bebas hambatan, persediaan air minum dan sistem pembuangan limbah.

"Runtuhnya jembatan Minneapolis kemarin, merupakan peringatan, " katanya.

Kalangan wartawan dan pakar transportasi di AS sepakat bahwa runtuhnya jembatan itu adalah dampak dari penggunaan dana besar-besaran yang dihabiskan pemerintah AS untuk perang di Irak dan Aghanistan.

Laporan American Society of Civil Engineers pada tahun 2005 juga sudah mengingatkan bahwa lebih dari seperempat dari 600 ribu jembatan yang ada di AS "secara struktural sudah mengalami defisiensi. " Dan dalam tiga tahun terakhir, tak satu pun jembatan-jembatan itu yang diperbaiki karena dana pemerintah habis terserap untuk biaya perang di Irak dan Afghanistan. (ln/iol)

No comments: