Monday, September 10, 2007

Serpong Meledak

Tidak Ada Radiasi atau Kebocoran Radioaktif


Laporan Wartawan Kompas C Windoro AT


JAKARTA, KOMPAS - Unit Penjinak Bom, Detasemen Gegana Beigade Mobil (Brimob) Polda Metro Jaya memastikan, tidak ada radiasi atau kebocoran radioaktif pascaledakan bom di laboratorium Puspiptek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), Serpong.

Kepala Detasemen (Kaden) Gegana, Brimob Polda Metro, Komisaris Heri Sulesmono yang dihubungi Senin (10/9) pukul 23.30 menjelaskan, unitnya sudah mendeteksi kemungkinan kebocoran radioaktif. "Kami nyatakan, ledakan tersebut bersih dari radioaktif," tegasnya.

Ia menjamin pernyataannya. "Unit penjinak bom kami memiliki alat pelacak radioaktif. Dengan alat tersebut, sepuluh personil kami sudah menyisir pusat dan sekeliling lokasi ledakan. Hasilnya nihil," lanjutnya.

Nitrogen dan Alium

Bintara Alat Khusus Penjinak Bom, Detasemen Gegana, Brigadir Beben Sugiyanto yang dihubungi, Selasa (11/9) pukul 00.30 menjelaskan, timnya mengumpulkan residu dari selang-selang yang bocor, selang AC, dan gas helium cair. Dari alat pelacak Favour Treacer diperoleh hasil, adanya kandungan nitrogen paling banyak dalam residu, yakni mencapai 80 persen atau 64 fit nitrogen.

"Tapi dengan kandungan sebanyak itupun, sebenarnya tak akan terjadi ledakan sedahsyat ini. Saya kemudian memperoleh penjelasan, nitrogen tersebut bercampur dengan unsur alium. Alium tidak bersenyawa dengan nitrogen, maka terjadilah ledakan itu," jelasnya. Beben mengatakan, alium berbahaya karena tubuh manusia mudah terkontaminasi atau kena radiasi alium.

"Yang masih menjadi teka-teki adalah penjelasan bahwa ledakan karena uji coba itu terjadi ketika mereka berniat mengkristalkan enerji. Sayang, yang bisa dimintai penjelasan adalah dokter yang kini menjadi korban ledakan dan dua orang insinyur," ungkap Beben.

Timnya berangkat pukul 16.30 dari markasnya di Petamburan, Jakarta Pusat dan tiba dilokasi pukul 18.30. Pemeriksaan dilakukan pukul 20.00 sampai pukul 20.45. "Ketika kami ke titik lokasi ledakan Acro Meter, alat penghitung paparan radiaotif menunjukkan angka aman, 0,4 sampai 0,5. "Kalau sampai menunjuk angka 0,8 sampai 0,9, kami tidak berani masuk tanpa pakaian khusus lengkap," jelas Beben.

Karena menunjuk pada angka aman, ia dan dua anggota lainnya masuk ke lokasi hanya dengan masker dan helm kaca khusus saja. "Hari Selasa(11/9), kami akan kembali ke lokasi. Tim dipimpin langsung oleh Kaden ’B’, Ajun Komisaris Besar Wahyu Widodo," ujar Beben.

No comments: