Thursday, August 16, 2007

Warga Mulai Sulit Memperoleh Air Bersih

Warga Mulai Sulit Memperoleh Air Bersih

Kondisi geologis di Tangerang didominasi endapan batuan tersier yang tidak bersifat menyimpan air.

TANGERANG -- Sejumlah warga yang tinggal di beberapa desa di wilayah pantura di Kabupaten Tangerang mulai kesulitan memperoleh air bersih. Menyusul musim kemarau tahun ini, air sumur warga mulai kering. Kalau pun air sumur ada, volumenya sedikit dan keruh.

Semisal di Desa Kalibaru, Kecamatan Pakuhaji, meski ada air sumur warga cukup banyak, namun tak bisa dikonsumsi. ''Airnya berwarna kuning,'' kata Kepala Desa Kalibaru, Jamin Rabu (15/8). Untuk mendapat air bersih, sebagian warga terpaksa menumpang ke sumur tetangga atau membeli air dari PDAM setempat yang tangkinya disimpan di depan kantor desa itu.

Kondisi terparah terjadi di Desa Karang Anyar, Kecamatan Kemiri. Warga di desa ini mengantre di salah satu sumur milik H Jami'in, warga RT 02/03 yang kondisi airnya masih cukup bagus. Warga yang mengambil air dari tempat penampungan, diminta menyumbang uang untuk biaya perawatan.

Seorang warga Karang Anyar, Saudi (50 tahun), mengaku harus menempuh jarak 1,5 kilometer untuk memperoleh air bersih. ''Setiap hari saya mengambil air pagi dan sore sebanyak dua jeriken sekali jalan,'' kata Saudi. Warga yang datang untuk mendapatkan airpun tidak hanya dari desa tersebut, melainkan desa lainnya seperti Desa Legok Sukamaju, Kemiri, Kelebet, dan Lontar.

Menurut Kasi Air Bersih Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tangerang, Ujang Sudiartono, kondisi geologis Tangerang secara umum memungkinkan terjadinya ketimpangan persediaan air pada musim kemarau. Hal itu diakibatkan kondisi geologis yang didominasi endapan batuan tersier yang tidak bersifat menyimpan air. ''Sifatnya meloloskan air, sehingga pada musim kemarau ini cadangan air tanah menjadi terbatas.''

Mengantisipasi krisis air bersih tersebut, Ujang mengakui pihaknya belum ada perencanaan secara khusus.Alasannya pihaknya masih belum mempunyai pemetaan wilayah rawan krisis air bersih saat kemarau tiba. Sehingga, pembangunan sarana penyediaan air bersih bukan realisasi dari sebuah rencana induk, tapi lebih bersifat permintaan dari masyarakat yang disetujui pemerintah daerah. ''Tahun ini kita upayakan sudah mempunyai pemetaan wilayah rawan krisis air itu.''

Sebagai langkah awal mengatasi sulitnya air bersih, saat ini terdapat sekitar 50 tangki air terdiri dari terminal air PDAM serta penampungan dari sumur-sumur yang dibuat oleh DLH yang tersebar di berbagai kecamatan. ''Kita sedang mengupayakan kendaraan instalasi pengolahan air (IPA) yang bisa mobile ke berbagai wilayah,'' Dengan instalasi tersebut, warga bisa memanfaatkan air seperti dari saluran-saluran irigasi diolah menjadi air bersih.

Menurut Kabag Humas PDAM Tirta Kerta Kabupaten Tangerang, Anda Suhanda ,pihaknya akan ikut membantu warga yang membutuhkan air bersih melalui truk tangki air. Menurut Anda, PDAM tidak akan memungut biaya untuk penyediaan air bersih bagi warga yang terkena imbas kekeringan. ''Persyaratannya warga harus menyediakan tempat penampungan air.''

Mengenai wilayah mana saja yang telah mengalami rawan ketersediaan air bersih, baik DLH maupun PDAM belum mempunyai data yang jelas. Kedua instansi ini masih mengandalkan informasi yang bersumber dari pengaduan warga. "Sampai saat ini kita masih belum menerima pengaduan," kata Ujang. Hal yang sama juga disampaikan pihak PDAM. "Sampai saat ini belum ada laporan dari masyarakat yang meminta kita mengirimkan pasokan air bersih," kata Anda.

Bagi yang butuh jasa bor sumur hubungi
GMN Property Service :
021-73888872 ( mesin dan manual)

No comments: