Monday, August 13, 2007

Mewaspadai Jajanan Anak Sekolah

Satu titik yang sering dilupakan namun sangat krusial adalah masalah jajanan anak-anak kita ketika di sekolah. Itulah saat dimana anak-anak kita di luar pengawasan orang tua. Mereka memiliki kebebasan untuk menggunakan uang jajan mereka untuk makanan dan minuman sesuai dengan selera mereka sendiri.

Kalau kita perhatikan, makanan dan minuman yang dijual di depan sekolah dasar di berbagai tempat kualitasnya sangat memprihatinkan. Ditinjau dari aspek kesehatan dan kehalalan makanan itu layak dipertanyakan. Ada cimol, cireng, cendol, gulali, baso, aneka makanan ringan dan minuman warna-warni. Kondisi jualan, sanitasi, kesehatan dan asal-usul bahan yang digunakan masih menyisakan pertanyaan.

Karena selain faktor kehalalan, Islam juga menganjurkan umatnya untuk memperhatikan ke-thayyib-annya: Thayyib (baik) kah makanan yang dikonsumsi anak-anak kita? Beberapa makanan dan minuman anak-anak sekolah yang layak dicurigai antara lain adalah baso, cireng, cendol, makanan ringan, gulali, dan minuman warna-warni. Baso Goreng

Jangan dibayangkan baso yang dijual kepada anak-anak kita itu seperti baso restoran yang banyak dagingnya. Ia hanyalah bulatan aci yang dicampur sedikit daging, bahan tambahan dan MSG, kemudian ditusuk dan digoreng. Biasanya penjual sudah menyediakan saus dan kecap secara gratis. Bahan yang layak dicurigai adalah penggunaan daging dalam baso tersebut. Meskipun dagingnya kurang dari 10% namun ini mengundang kecurigaan, daging apa yang ia berikan untuk baso yang hanya seharga 500 rupiah per tusuknya. Jangan-jangan daging sapi yang tidak sehat, atau mungkin juga daging �lain�.

Cireng
Makanan ini sebenarnya singkatan dari Aci digoreng. Populer di wilayah Bogor, Bekasi dan daerah-daerah di Jawa Barat. Dari namanya kita sudah bisa membayangkan seperti apa bentuknya. Aci yang dicampur MSG dan bumbu dibuat adonan dan digoreng dengan berbagai bentuk. Ada sarang laba-laba, bulat dan bentuk tidak beraturan. Penggunaan MSG yang berlebihan perlu diwaspadai. Apalagi jika dikonsumsi setiap hari pada anak-anak kita.

Cendol
Minuman yang berisi bulatan panjang-panjang ini memang cukup digemari sebagai penghilang dahaga. Namun hati-hati, warna hijau yang digunakannya tidak jarang berasal dari pewarna tekstil yang tidak baik bagi kesehatan. Selain itu pemanis yang ditambahkannya juga bukan dari gula pasir, melainkan pemanis buatan dengan dosis yang cukup besar.

Makanan Ringan
Berbagai jenis snack (makanan ringan) banyak dijajakan di depan sekolah-sekolah. Jenis makanan ekstruder yang berasal dari beras atau jagung, yang ditambahkan bahan perasa (seasoning) berbagai jenis memang mengundang selera anak-anak. Bahan perasa inilah yang perlu dicurigai kehalalannya, terutama untuk rasa daging, rasa ayam, rasa keju dan rasa-rasa gurih lainnya.

Gulali
Makanan ini sudah dikenal sejak dulu. Gula yang dicairkan kemudian dicetak dengan cara meniup itu mengandung kerawanan dalam hal pewarna dan kesehatan peniupnya. Siapa tahu penjual yang meniup gulali itu sedang menderita penyakit menular yang bisa berpindah kepada anak-anak kita.

Minuman
Minuman yang banyak dijajakan bagi anak-anak kebanyakan adalah minuman artifisial yang berasal dari gula buatan, perasa buatan dan pewarna buatan. Minuman itu didisain dalam beraneka rasa dan warna yang menggiurkan, sehingga menarik minat anak-anak kita. Dengan harga yang cuma 200 rupiah itu, maka yang diberikan oleh para pedagang hanyalah rasa, warna dan aroma buatan yang berbahaya bagi kesehatan. Nur Wahid, auditor dan Ketua Bidang Sosialisasi LPPOM MUI.

No comments: