Saturday, August 11, 2007

KOKSAL TOPTAN , Presiden Terpilih Turki


Terpilihnya Toptan, 9 Agustus lalu, menjadi titik terang rekonsiliasi politik Turki antara kubu Islam dan sekuler.

DIA juga ditugasi menyukseskan pemilihan presiden beberapa pekan mendatang. Meskipun asalnya dari Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) yang berakar ideologi Islam, Toptan, 64, dianggap dapat menjadi jembatan penghubung kedua kubu.

Pasalnya,dia tergolong cukup moderat bagi kalangan sekuler serta paham atas pemisahan antara agama dan politik. Begitu terpilih, Toptan berjanji akan selalu menempatkan diri di posisi netral dan tidak memihak. ”Saya seorang anggota AKP, tapi sekarang seluruh partai adalah partai saya dan seluruh anggota parlemen adalah anggota saya,” kata Toptan dalam pidato pelantikannya yang menekankan konsensus dan rekonsiliasi politik Turki.

Toptan meraih 450 suara dari total 550 anggota parlemen, jauh di atas satu-satunya pesaingnya dari Partai Pergerakan Nasionalis,Tunca Toskay, yang beraliran ultrakonservatif.Kemenangannya tidak terlepas dari dukungan kuat kubu sekuler. Di sini, Toptan menggantikan Bulent Arinc,seorang anggota parlemen dari AKP yang tidak lagi terpilih. Toptan memiliki catatan prestasi sebagai anggota parlemen veteran dan pernah beberapa kali menjabat di pemerintahan sekuler sebelumnya.

Terakhir, dia menjabat sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan. Selain itu, bagi kubu sekuler, yang terpenting Toptan lebih moderat karena istrinya tidak mengenakan kerudung layaknya istri pejabat-pejabat AKP. Parlemen memiliki kewenangan yang besar di Turki.Namun posisi presiden tidak kalah penting karena presiden berlaku sebagai panglima besar angkatan bersenjata dan menunjuk hakim serta rektor universitas. Badan peradilan dan universitas merupakan pilar utama sistem sekuler Turki.

Sebagai ketua parlemen, Toptan mengajak seluruh pihak agar menjaga momentum konsensus politik yang baru tercapai kali ini. Untuk itu dibutuhkan kebesaran hati dan pikiran para politikus yang terlibat aktif di dalamnya. ”Hal yang tidak boleh dilupakan adalah menjalankan idealisme besar, mencapai target besar, dan memenuhi misi besar. Ini semua hanya milik mereka yang mampu berpikir besar,” katanya.

Toptan dipilih oleh Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan karena sudah belajar dari pengalaman sebelumnya. Erdogan, yang memenangi pemilihan parlemen lalu, tidak mau terjadi lagi krisis politik karena penolakan sekuler terhadap kandidat presiden usulannya, yaitu Menteri Luar Negeri Abdullah Gul. Deniz Baykal dari partai oposisi utama berhaluan sekuler menyambut baik penunjukan Toptan dan berharap Erdogan bersedia menunjuk kandidat presiden yang bisa dikompromikan kedua pihak.

Meskipun Gul memiliki reputasi internasional, kubu sekuler tetap menolaknya karena khawatir dia akan membawa agenda Islam AKP sehingga dapat mengganggu kelangsungan ideologi tradisional sekuler di Turki. Baykal memandang,ada hal-hal yang perlu dipraktikkan agar selalu tercapai konsensus politik, terlebih lagi menjelang hajatan politik penting yang akan datang, yaitu pemilihan presiden.

”Jika kita mau mendengar satu sama lain, mencapai sebuah konsensus, mencintai satu dengan yang lain, dan dengan tulus percaya bahwa kita dapat menggapai misi besar,tidak akan ada masalah yang tidak dapat terpecahkan,” ujarnya. Selain itu, yang lebih penting bagi kubu sekuler, istri Gul menggunakan kerudung yang mencirikan anggota AKP, sesuatu yang cukup bagi kubu sekuler untuk menolak pencalonan seorang pejabat sepenting presiden atau ketua parlemen.

Namun Toptan berjanji tidak akan memimpin parlemen seperti yang dikhawatirkan kubu sekuler. ”Saya akan melaksanakan tugas saya dengan netral berdasarkan konstitusi dan peraturan hukum yang berlaku di negara kita,”tegas Toptan yang akan menjabat selama dua tahun periode parlemen. Sebelum terpilih sebagai ketua parlemen, Toptan sudah mengecap asam garam di lembaga tertinggi negara ini. Di situ, Toptan pernah menjabat sebagai kepala komite pengadilan di parlemen sejak 2002, ketika pertama kali AKP berkuasa.

”Saya akan membantu parlemen membangun demokrasi serta kemerdekaan dan hak asasi setiap individu,” kata Toptan yang bergabung bersama partai PM Recep Tayyip Erdogan setelah ”membelot” dari partai sekuler dan konservatifnya yang lama. Toptan adalah lulusan dari Fakultas Hukum di Istanbul University dan langsung bekerja sebagai pengacara. Toptan pertama kali terjun ke dunia politik di tingkat regional di Zonguldak.Kemudian, dia terpilih menjadi anggota parlemen sebagai deputi Zonguldak dan Bartin

No comments: