Friday, August 24, 2007

Sinyal Ponsel DibalikTerkuaknya Penculikan Raisha oleh Polisi

Pengungkapan Berawal dari Panggilan Raisya
Sabtu, 25/08/2007

SEMBILAN hari bukan waktu yang singkat bagi jajaran tim Kejahatan dengan Kekerasan (Jatanras) Ditkrimum Polda Metro Jaya melakukan perburuan terhadap pelaku penculikan Raisya Ali, 5.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Adang Firman mengaku, berbagai upaya sudah ditempuh, tetapi titik terang baru mulai terlihat menjelang hari kedelapan. ”Sejak awal memang kami sengaja tidak memberitahukan bagaimana teknis pengungkapan kasus ini. Karena jika kami beri tahukan, bisa mengancam keselamatan Raisya,” ujarnya.

Berbagai sumber di Polda Metro Jaya menyebutkan, titik terang itu mulai datang ketika salah seorang pelaku penculikan menyuruh Raisya menelepon orangtuanya, Said Ali di Kompleks AURI Jalan Wiradarma III Blok P 8, Jatiwaringin, Jakarta Timur, Kamis (23/8) pukul 03.00 WIB.

Hubungan telepon antara Raisya dan orangtuanya menggunakan sebuah nomor ponsel. Dalam perbincangan itu,Raisya hanya berkata singkat kepada ayahnya.”Abah, Raisya ingin pulang.” Meski sangat singkat, polisi kemudian menyelidiki sumber panggilan tersebut. Hasilnya, polisi menemukan sebuah nomor telepon seluler yang digunakan salah seorang tersangka, diketahui bernama Yogi.

Melalui alat pelacak sinyal yang digunakan polisi, pemilik nomor ponsel tersebut selalu terpantau ke mana pun pergi. Dari sinilah, polisi selalu berhasil mengikuti gerak-gerik Yogi. Setelah memberikan kesempatan kepada Raisya untuk berbicara kepada orangtuanya, selanjutnya pelaku mengancam keluarga Raisya supaya jangan banyak bicara kepada wartawan dan segera mencabut laporannya ke polisi.

”Beberapa jam kemudian, pelaku kembali menelepon. Kali ini,Yogi meminta uang tebusan Rp700 juta. Kemudian, Rp1 miliar kepada keluarga korban,” ujar sumber itu. Selain kepada Said Ali, nomor ponsel yang kerap digunakan tersangka Yogi,banyak mengarah ke sebuah rumah di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Rumah tersebut ternyata diketahui milik Mariyam, 29, istri pertama Yogi.

Dari hasil pelacakan juga terpantau,nomor telepon rumah Mariyam sering melakukan perbincangan ke nomor telepon di wilayah Jakarta Timur yang diketahui merupakan rumah orangtua Yogi. Bahkan, pada saat yang bersamaan muncul salah satu nomor berasal dari wilayah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. ”Dari berbagai nomor itu dijadikan petunjuk terungkapnya kasus penculikan ini,” kata sumber itu.

Sumber itu menyebutkan, salah satu perbincangan mereka yang terekam adalah menanyakan kabar Yogi serta keberadaannya saat itu. Pada potongan perbincangan lain, ada panggilan yang meminta Yogi segera pulang ke rumah,sebab hari ini (Sabtu) ada orang yang akan datang untuk menagih utang sebesar Rp75 juta.Dari hasil pembicaraan itu, polisi menduga Yogi mempunyai utang dengan orang lain.

Setelah beberapa petunjuk tersebut, polisi kemudian membagi beberapa tim untuk mengejar Yogi. Satu tim mengarah ke Jalan Santek, Jakarta Timur, sementara tim yang lainnya mengarah ke daerah Jatibening dan kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Ferry, warga Bendungan Hilir, menyatakan bahwa sejak pukul 18.00 WIB, tiga unit mobil polisi sudah mulai mengepung halaman SMAN 35.Sebab ada dugaan kuat, salah seorang pelaku yang sempat menghubungi Yogi sedang berada di sekolah itu.

”Pukul 20.00 WIB, Budi Aryanto berhasil ditangkap saat berada di dalam musala. Awalnya, siswa kelas III ini menolak jika dituding ikut menculik Raisya.Namun setelah diinterogasi, siswa jurusan IPS ini mengaku ikut terlibat,”ujar sumber itu. Ketika diperiksa di Polda Metro Jaya hingga pukul 06.00 WIB kemarin, tiba-tiba ponsel Budi berbunyi karena mendapat telepon dari Yogi.

Dalam perbincangan itu, Yogi mengaku sedang berangkat ke Jakarta bersama Anggana dan Raisya dengan mobil sedan Timor. Selanjutnya, Yogi akan bertemu anaknya di depan SPBU 3412505 Jalan TB Simatupang,Jakarta Selatan. Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Carlo Brix Tewu mengungkapkan, setelah mendengar kabar tersebut, puluhan anggota polisi bergegas mengarah ke SPBU itu.Pukul 09.00 WIB,Yogi dan Anggana berhasil ditangkap tanpa melakukan perlawanan. Begitu juga dengan Raisya, yang kini sudah kembali ke pelukan orangtuanya.

Menurut Carlo, berdasarkan hasil pengembangan, dua tersangka lainnya, Firmando Azizko dan Janwarisma, ikut ditangkap pukul 10.00 WIB, saat masih menggunakan seragam sekolah. Kemarin pukul 20.00 WIB, polisi berhasil menangkap Sarita,istri muda Yogi, di daerah Tasikmalaya,Jawa Barat.

”Informasi Sarita diperoleh dari Yogi.Sebab,berangkat ke Jakarta, Yogi sempat singgah di rumah Sarita,” katanya. Hingga kemarin, penyelidikan terhadap kasus penculikan tersebut masih berlangsung.Dari hasil pemeriksaan sementara, ketiga tersangka, yaitu Budi Haryanto, Janwarisma, dan Firmando yang masih duduk di bangku SMA sedikit menyebutkan alasan ikut terlibat penculikan. Mereka bertiga mengaku diiming- imingi uang oleh Yogi.

”Mereka dijanjikan akan mendapatkan Rp50 juta per orang dari penculikan tersebut,” kata sumber itu lagi. Sumber itu mengatakan, saat diperiksa Budi menjawab bahwa dirinya melakukan perbuatan kriminal tersebut karena misi negara. Namun, polisi belum paham apa maksud misi negara itu. ”Kita tidak mengerti misi negara itu apa. Misi negara itu tidak dapat dipertanggungjawabkan,” katanya. (mohammad yamin) SINDO

No comments: